
Rahsia Di Sebalik Musibah
Thursday, 15 October 2009 13:04 Abu Ridhwan
Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua syari'at dan semua yang diperintahkan. Allah menciptakan tanda-tanda apa saja yang dikehendakiNya, dan menetapkannya untuk menakut-nakuti hambaNya. Mengingatkan terhadap kewajiban mereka, yang merupakan hak Allah ‘Azza wa Jalla.
Mengingatkan mereka dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang. Sebagaimana firman Allah.
“Dan tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti” (Al-Israa : 59)
Dan FirmanNya lagi:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahawa Al-Qur'an itu benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahawa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu” (Fushilat : 53)
Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman yang bermaksud:
“Katakanlah (Wahai Muhammad) : “Dia (Allah) Maha Berkuasa untuk mengirimkan azab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebahagian kalian keganasan sebahagian yang lain” (Al-An'am : 65)
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam Shahih-nya dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia (Jabir) berkata :
“Saat firman Allah Azza wa Jalla “Qul huwal al-qaadiru 'alaa an yab'atsa 'alaikum 'adzaaban min fawuqikum” turun, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdo'a : “Aku berlindung dengan wajahMu”, lalu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan (membaca) “Awu min tajti arjulikum”, Rasulullah berdo'a lagi, “Aku berlindung dengan wajahMu”.
Diriwayatkan oleh Abu Syaikh Al-Ashbahani dari Mujahid tentang tafsir ayat ini: “Qul huwal al-qaadiru 'alaa an yab'atsa 'alaikum 'adzaaban min fawuqikum”. Beliau mengatakan, iaitu halilintar, hujan batu dan angin taufan. “Awu min tajti arjulikum”, gempa dan tanah runtuh.
Jelaslah, bahawa musibah-musibah yang terjadi pada masa-masa ini di beberapa tempat termasuk ayat-ayat (tanda-tanda) kekuasaan yang digunakan untuk menakut-nakuti para hambaNya. Semua yang terjadi di alam ini, (yakni) berupa gempa, tanah runtuh, banjir dan peristiwa lain yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai macam penderitaan, disebabkan oleh perbuatan syirik dan maksiat.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
“Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah mema'afkan sebahagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy-Syuura : 30)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu kerana (kesalahan) dirimu sendiri” (An-Nisaa : 79)
Tentang umat-umat terdahulu, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur (halilintar), dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri” (Al-Ankabut : 40)
Maka wajib bagi setiap kaum Muslimin yang mukallaf dan yang lainnya, agar bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla, istiqamah diatas Deen (agama)Nya, serta waspada terhadap semua yang dilarang, iaitu berupa perbuatan syirik dan maksiat. Sehingga, mereka selamat dari seluruh bahaya di dunia dan akhirat, serta Allah menolak semua azab dari mereka, dan menganugerahkan kepada mereka segala jenis kebaikan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (Al-A'raaf : 96)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi” (Al-A'raaf : 97-99)
Al-Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: ”Pada sebahagian waktu, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan izin kepada bumi untuk bernafas, lalu terjadilah gempa yang dahsyat. Dari peristiwa itu, lalu timbul rasa takut pada diri hamba-hamba Allah, taubat dan berhenti dari perbuatan maksiat, tunduk kepada Allah dan penyesalan. Sebagaimana perkataan ulama Salaf, pasca gempa. ”Sesungguhnya Rabb kalian mencela kalian”, Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu, pasca gempa di Madinah menyampaikan khutbah dan nasihat; beliau Radhiyallahu 'anhu mengatakan, ”Jika terjadi gempa lagi, saya tidak akan mengizinkan kalian tinggal di Madinah”.
Atsar-atsar dari Salaf tentang hal ini sangat banyak. Maka saat terjadi gempa atau peristiwa lain, seperti gerhana, angin ribut atau banjir, wajib segera bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla, merendahkan diri kepadaNya dan memohon ‘afiyah kepadaNya, memperbanyak zikir dan istighfar. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika terjadi gerhana.
”Jika kalian melihat hal itu, maka segeralah berzikir kepada Allah Azza wa Jalla, berdo'a dan beristighfar kepadaNya”
Disunnahkan juga menyayangi fakir miskin dan bersedekah kepada mereka. Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ”Kasihanilah, niscaya kalian akan dikasihani”
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. ”Orang yang menebar kasih sayang akan disayang oleh Dzat Yang Maha Penyayang. Kasihinilah yang di muka bumi, kalian pasti akan dikasihani oleh (Allah) yang di atas langit”
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Orang yang tidak memiliki kasih sayang, pasti tidak akan disayang”
Diriwayatkan dari ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah, bahawa saat terjadi gempa, dia menulis surat kepada pemerintah daerah agar bersedekah.
Diantara faktor terselamatnya dari segala keburukan, adalah apabila pemerintah segera memimpin rakyat dengan al-haq, menerapkan hukum Allah ‘Azza wa Jalla, di tengah-tengah mereka, memerintahkan kepada yang ma'ruf serta mencegah kemungkaran. Sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla,
”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan solat, menunaikan zakat dan mereka ta'at kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijakasana” (At-Taubah : 71)
Allah berfirman,
”Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,(iaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan solat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan” (Al-Hajj : 40-41)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman.
”Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (Ath-Thalaaq : 2-3)
Ayat-ayat tentang ini sangat banyak.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
”Barangsiapa menolong saudaranya, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan menolongnya” (Muttafaq 'Alaih)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang membebaskan satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan melepaskannya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Allah akan memudahkan dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah ‘Azza wa Jalla akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah Azza wa Jalla akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih-nya)
Hanya kepada Allah kita memohon agar memperbaiki situasi dan realiti kaum Muslimin, memberikan kefahaman agama dan menganugerahkan kekuatan untuk istiqamah, segera bertaubat kepada Allah ‘Azza wa Jalla dari semua perbuatan dosa. Semoga Allah memperbaiki situasi para penguasa dan pemimpin kaum Muslimin, semoga Allah menolong al-haq melalui mereka serta menghinakan kebatilan, membimbing mereka untuk menerapkan syari'at Allah ‘Azza wa Jalla atas para hamba. Dan semoga Allah melindungi mereka dan seluruh kaum Muslimin dari fitnah dan perangkap syaitan yang menyesatkan. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa untuk hal itu.
(Dipetik dari tulisan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz dalam Majmu Fatawa wa Maqaalaat Mutanawwi'ah IX/148-152).
::copy n paste:: tq abu ridhwan::